Jumat, 09 Januari 2015

FF: Puluhan Surat di Loker

Lokermu kini tumpah beruah dengan puluhan surat-surat yang jatuh ke lantai ketika kau mebuka lokermu itu. Aku meringis melihatmu yang sambil berdecak memungut surat-surat itu. Wajahmu terlihat kesal dan rahang tegasmu menjadi tegang.

"Ini siapa, sih, yang kurang kerjaan taruh kertas-kertas kayak gini?" Kau memutar matamu dan kembali memasukkan surat-surat itu ke dalam loker. Aku mengangkat alis melihat tindakanmu itu. Bukankah kau kesal dengan puluhan surat yang memenuhi ruang di lokermu, namun kenapa malah memasukkannya kembali? Sebenarnya kau bisa menaruhnya di kotak sampah dan aku akan mengikhlaskannya.

Aku menjadi miris sendiri dengan diriku. Aku bukannya mengaku bahwa diriku lah yang sengaja meletakkan surat di lokermu setiap hari, malah mengintaimu dari balik dinding. Aku kembali melihat dirimu yang tampak mengambil kaus olahraga lalu beringsut pergi. Aku segera merogoh saku rokku dan mendapati kunci lokermu. Kunci duplikatnya.

"Chi!" Aku segera menoleh dan mendapati temanku memanggilku. Aku mengerti apa maksudnya, lantas beranjak untuk mendekat sembari memasukkan kunci duplikat lokermu kembali ke saku.

"Chi!" Aku kembali mendengar dan segera berbalik. Kau yang sedang memegang kaus olahragamu menatapku lekat. "Lo tahu siapa yang taruh surat-surat yang ada di loker gue?"

Satu sekolah sudah tahu jika kau mengumpulkan surat-surat itu di lokermu. Dan setiap kali kau berjumpa dengan perempuan yang melihat dirimu sedang memungut surat, kau akan bertanya seperti yang kau tanyakan kepadaku.

"Nggak tahu." Aku menggelengkan kepala dan membuat alibi agar kau tak tahu bahwa aku punya duplikat kunci lokermu.

Kau mengembuskan napas kecewa. Aku mengangkat bahu lalu berlalu dengan berusaha menyembunyikan semuanya.

"Tapi, gue harap, lo yang naruh."

Aku membalikkan tubuhku dan kau tampak mengalihkan wajah dan berbalik meninggalkanku. Tunggu dulu, bukankah ucapan terakhirmu tak kau gunakan setelah kau bertanya tentang siapa yang menaruh surat di lokermu?

OWARI

Minggu, 04 Januari 2015

FF: Gadis Gila di Sore Hari

Angin sore perlahan melambaikan rinainya dan aku yakin hujan akan bertandang disertai angin. Gadis yang berada di halte seberang tersebut memeluk erat tubuhnya dengan cardigan--aku yakin takkan menambah hangat tubuhnya. Dengan rambutnya yang terurai panjang dan tampak ikut melambai mengiringi angin, seperti menampar wajah gadis itu. Gadis itu sambil menghangatkan tubuhnya di dekat tiang, seringkali menyelipkan rambutnya yang terus menampar wajahnya. Aku terkekeh geli melihat tingkah yang takkan bisa diselesaikan, jika ia tak berpindah posisi.

"Mel! Ayo cepat pulang!" Aku menyipitkan mataku ketika gadis itu kedatangan seorang laki-laki lebih tua darinya, menyuruh gadis itu untuk pulang.

Gadis itu menggeleng pelan. "Mela nggak mau pulang."

"Tapi kamu udah kedinginan," ujar laki-laki itu sembari melengos. Tak berapa lama kemudian laki-laki itu menarik lengan gadis yang bernama Mela. Mela tampak kukuh tetap berdiri di situ sementara laki-laki itu terus menarik lengan Mela.

"Mela, ayo dong, nanti Kak Vero beliin hamsternya."

"Nggak mau, maunya sekarang!"

Aku yang berada di seberang jalan, masih bisa melihat umpatan dari Vero yang mengatakan gadis itu gila. Melihat dari kukuh dan mau tak maunya Mela, sepertinya gadis itu mempunyai kelainan jiwa.

"Ya udah, pulang dulu!" Vero dengan cepat menarik Mela ketika gadis itu lengah. Mau tak mau Mela menurut. Tak berapa lama, matanya tertuju padaku. Matanya seketika berbinar dan senyumannya merekah senang.

"Kak, Mela mau itu!" tunjuknya. Sial! Ia menunjuk diriku. Aku menelan ludahku dan segera berlari untuk menghindar. Sempat aku menoleh dan mendapati Mela dan Vero mengejarku.

Ada apa ini?

OWARI