Angin sore perlahan melambaikan rinainya dan aku yakin hujan akan bertandang disertai angin. Gadis yang berada di halte seberang tersebut memeluk erat tubuhnya dengan cardigan--aku yakin takkan menambah hangat tubuhnya. Dengan rambutnya yang terurai panjang dan tampak ikut melambai mengiringi angin, seperti menampar wajah gadis itu. Gadis itu sambil menghangatkan tubuhnya di dekat tiang, seringkali menyelipkan rambutnya yang terus menampar wajahnya. Aku terkekeh geli melihat tingkah yang takkan bisa diselesaikan, jika ia tak berpindah posisi.
"Mel! Ayo cepat pulang!" Aku menyipitkan mataku ketika gadis itu kedatangan seorang laki-laki lebih tua darinya, menyuruh gadis itu untuk pulang.
Gadis itu menggeleng pelan. "Mela nggak mau pulang."
"Tapi kamu udah kedinginan," ujar laki-laki itu sembari melengos. Tak berapa lama kemudian laki-laki itu menarik lengan gadis yang bernama Mela. Mela tampak kukuh tetap berdiri di situ sementara laki-laki itu terus menarik lengan Mela.
"Mela, ayo dong, nanti Kak Vero beliin hamsternya."
"Nggak mau, maunya sekarang!"
Aku yang berada di seberang jalan, masih bisa melihat umpatan dari Vero yang mengatakan gadis itu gila. Melihat dari kukuh dan mau tak maunya Mela, sepertinya gadis itu mempunyai kelainan jiwa.
"Ya udah, pulang dulu!" Vero dengan cepat menarik Mela ketika gadis itu lengah. Mau tak mau Mela menurut. Tak berapa lama, matanya tertuju padaku. Matanya seketika berbinar dan senyumannya merekah senang.
"Kak, Mela mau itu!" tunjuknya. Sial! Ia menunjuk diriku. Aku menelan ludahku dan segera berlari untuk menghindar. Sempat aku menoleh dan mendapati Mela dan Vero mengejarku.
Ada apa ini?
OWARI
"Mel! Ayo cepat pulang!" Aku menyipitkan mataku ketika gadis itu kedatangan seorang laki-laki lebih tua darinya, menyuruh gadis itu untuk pulang.
Gadis itu menggeleng pelan. "Mela nggak mau pulang."
"Tapi kamu udah kedinginan," ujar laki-laki itu sembari melengos. Tak berapa lama kemudian laki-laki itu menarik lengan gadis yang bernama Mela. Mela tampak kukuh tetap berdiri di situ sementara laki-laki itu terus menarik lengan Mela.
"Mela, ayo dong, nanti Kak Vero beliin hamsternya."
"Nggak mau, maunya sekarang!"
Aku yang berada di seberang jalan, masih bisa melihat umpatan dari Vero yang mengatakan gadis itu gila. Melihat dari kukuh dan mau tak maunya Mela, sepertinya gadis itu mempunyai kelainan jiwa.
"Ya udah, pulang dulu!" Vero dengan cepat menarik Mela ketika gadis itu lengah. Mau tak mau Mela menurut. Tak berapa lama, matanya tertuju padaku. Matanya seketika berbinar dan senyumannya merekah senang.
"Kak, Mela mau itu!" tunjuknya. Sial! Ia menunjuk diriku. Aku menelan ludahku dan segera berlari untuk menghindar. Sempat aku menoleh dan mendapati Mela dan Vero mengejarku.
Ada apa ini?
OWARI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar