Jumat, 05 Oktober 2018

Seseorang dengan Senjata

Dia berdiri di sana
Di perbatasan tiga negara

Baju seragam yang elegan pas di tubuhnya

Selaras

Dengan punggung tegak dia angkat laras panjang
Sembari menyembunyikan rasa takut teramat

Dia takut mati
Tapi dia lebih takut negaranya mati

Maka dia korbankan semuanya
Walau tiada lagi yang mengenalnya

Depok, 5 Oktober 2018
Selamat hari Tentara Nasional Indonesia

Musim Gugur

Ingatkan aku untuk mempersiapkan
Mantel tebal, syal, dan sepatu boot
Ingatkan aku untuk membeli
Penghangat ruangan dan kayu bakar
Ingatkan aku untuk...
Ah, aku lupa
Tak ada musim gugur di negara ini
Takkan ada pohon yang berwarna jingga
Ketika waktunya
Aku lupa
Tapi yang kuingat musim gugur di sini
Bertahun-tahun lampau
Banyak yang gugur
Bukan daunnya
Tapi jasad

Depok, 5 Oktober 2018
Deru bus kampus yang mengantar mahasiswa-mahasiswa

Senin, 24 September 2018

Puisi: Sayang Beribu Sayang

Bagaimana caranya belajar?
Deretan kata barisan huruf sudah mata ini jelajah
Sayang beribu sayang
Mata tidak ingin berkonspirasi dengan otak
Sayang beribu sayang
Padahal sebentar lagi perang dimulai
Entahlah
Mungkin kali ini mata harus bersekutu dengan mulut yang merapalkan mantra biar hafal

Depok, 24 September 2018
Sedang menghafal gramatika dan kosakata untuk ujian harian besok

Sabtu, 22 September 2018

Ruang Belajar

Gundah,

Jenuh,

Sempit,

Tapi,

Gaduh sudah sudut benakku
Akhirnya berakhir

Berakhir
Berakhir sudah
Kepuasan dan ekspektasi

Hanya tersisa lelah
Lantaran tidak tahu
Berbuat apa

Harus

Depok, 21 September 2018
Di malam tanpa bintang, si mahasiswi yang sedang kebingungan

Sabtu, 15 September 2018

Puisi: Seekor Parasit

Seharusnya seekor parasit tak usah hidup kan?
Lantas mengapa dia hidup?
Kenapa dia menumpang?
Pasang muka badak lagi
Apa yang dia cari?
Cari muka?
Mukanya memang kenapa?

Parasit itu...
Manis di awalkan?
Merugikan di tengah, di akhir
Dia tiada bisa berenang apalagi memanjat
Hidupnya cuma menumpang

Tunggu saja sebentar lagi dia diempas
Lalu tiada punya lagi teman bahkan amanah

Sendiri

Sendiri

Selamanya sendiri

Seperti ini

Kamis, 14 Juni 2018

[Zonder Titel]

Ik nam die kans toen hij bezig was met zijn werk. Ik zuchtte en stapte langzaam naar een deur die ik kon ontsnappen toen ik hem opende. Ik hoopte dat hij niet zag als ik wou ontsnappen.

"Helena! Kom terug en zit goed!" De stem van Carlos maakte me stilstaan. Ik werd bang voor hem. Langzaam draaide mijn hoofd om zijn blauwe ogen te staren. Carlos zag er boos uit. Met zijn blauwe bevalte hij me om achterover te leunen. Ik kon niks doen maar luister goed naar zijn woord.

Nadat ik had gezeten, heeft hij gezegd, "Helena, niet gaan of je zal je dood ontmoeten!"

======
Dag, Allemaal, hoe gaat het? Hoe is mijn verhaal?

CUT!!

Halo, semua, saya datang kembali membawa sebuah cerita yang pendek sekali dengan berbahasa Belanda. Sungguh, gramatika dan kosakata yang saya gunakan buruk. Saya tidak ingin berekspetasi bahwa kalian akan mengerti. I just wanted to try making a Dutch story.

Lees graag! 🙏🙏

Selasa, 06 Maret 2018

Cerpen: Masih Terlalu Muda



SEHARUSNYA, ketika lonceng sekolah berdentang menandakan pelajaran terakhir usai, Sila segera pulang sekolah. Namun, langkah kakinya membawanya ke sebuah kafe. Cewek itu bukannya masuk ke dalam, dia hanya tergugu di luar kafe. Sekilas, dia melihat jam tangan warna birunya untuk mengetahui pukul berapa sekarang lalu dia menghela napas. Waktu menunjukkan pukul setengah tiga siang, dan sudah setengah jam dia menguntit.